Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Keanekaragaman Hayati Dan Jenis-Jenisnya

Berikut ini disajikan materi biologi tentang Pengertian Keanekaragaman Hayati Dan Jenis-Jenisnya untuk kelas siswa X semester I. Materi keanekaragaman hayati ini disusun sesuai dengan kurikulum merdeka

A . Pengertian keanekaragaman hayati 

Keanekaragaman sering juga di sebut biodiversitas . Biodiversitas  berasal dari bahasa inggris, yaitu biodirversity yang merupakan singkatan dari biological  dirvesity. Keanekaragaman hayati merupakan ungkapan pernyataan tentang terdapatnya berbagai macam variasi atau perbedaan sifat/ciri di antara makhluk hidup yang ada di suatu tempat.     

 Variasi atau perbedaan itu, meliputi variasi bentuk (bulat, lonjong, persegi), warna, jumlah, ukuran, habitat, dan kebiasaan. Jadi, yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman semua spesies tumbuhan, hewan, mikroorganisme, serta proses-proses ekosistem dan ekologis yang ada di suatu tempat. Keanekaragaman hayati yang ada di bumi ini dibedakan menjadi tiga tingkat, yaitu keanekaragaman tingkat gen, keanekaragaman tingkat jenis (spesies), dan keanekaragaman tingkat ekosistem.  

Adanya keanekaragaman pada tingkat gen menyebabkan terjadinya variasi individu-individu dalam satu spesies, baik dalam hal bentuk, sifat, warna, ataupun hal lainnya. Sementara itu, keanekaragaman tingkat spesies akan menimbulkan keanekaragaman di tingkat takson yang lebih tinggi, misalnya di tingkat genus. Banyaknya variasi dan beranekaragamnya spesies akan menyusun ekosistem yang berbeda pula.

B. Jenis-Jenis Keanekaragaman Hayati

1. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen

Anda pernah mendengar istilah gen? Apakah yang dimaksud dengan gen? Gen merupakan faktor pembawa dan pengendali sifat-sifat makhluk hidup yang terdapat di dalam kromosom. Kromosom itu sendiri terdapat di dalam inti sel. 

Setiap makhluk hidup memiliki gen yang sangat banyak dengan susunan yang beragam sehingga apabila terjadi perkawinan dua makhluk hidup, akan terjadi rekombinasi gen dan terbentuk susunan gen yang baru. Hal tersebut menyebabkan keanekaragaman gen menjadi makin tinggi. Makin banyak jenis gen yang terdapat dalam satu spesies, makin banyak variasi dalam spesies tersebut.

Keanekaragaman tingkat gen dapat Anda temukan, misalnya pial (jengger) ayam. Kita mengenal beberapa bentuk pial ayam, antara lain pial mawar, pial ercis, pial walnut, dan pial tunggal. Semua pial tersebut dimiliki oleh spesies yang sama, yaitu ayam Gallus sp.

Motif dan bentuk cangkang  kerang atau keong merupakan sifat yang tampak dari luar (fenotipe). Selain oleh faktor genetik (genotipe), fenotipe suatu jenis makhluk hidup juga ditentukan oleh faktor lingkungan. Oleh karena itu, dua makhluk hidup yang memiliki susunan gen yang sama belum tentu memiliki fenotipe yang sama pula. Semua makhluk hidup dalam satu spesies/jenis memiliki perangkat dasar penyusun gen yang sama, tetapi dengan susunan yang berbeda-beda bergantung pada induknya. Hal itu yang menyebabkan timbulnya keanekaragaman tingkat gen.

2. Keanekaragaman hayati tingkat spesies 

Untuk mengetahui keanekaragaman hayati tingkat spesies pada tumbuhan dan hewan, Anda dapat mengamati, antara lain ciri-ciri fisiknya. Misalnya, bentuk dan ukuran tubuh. warna, dan kebiasaan hidup.

Contoh, Anda tentu dapat dengan mudah membedakan. anggota keluarga kacang-kacangan, ada kacang tanah, kacang kapri, kacang hijau, dan kacang merah. Hal itu disebabkan di antara mereka ditemukan ciri-ciri yang berbeda antara jenis yang satu dan lainnya, Ciri-ciri tersebut, di antaranya adalah ukuran batang (tinggi atau pendek), kebiasaan hidup (tegak arau merambat), bentuk buah dan biji, warna biji, jumlah biji, serta rasanya.

3. Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem

Setiap spesies makhluk hidup memiliki tampilan atau ciri-ciri morfologi yang berbeda beda. Hal tersebut dipengaruhi oleh gen-gen yang dimiliki makhluk hidup tersebut dan lingkungan tempat hidupnya.

Semua makhluk hidup selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Lingkungan di sekitar makhluk hidup tersusun atas komponen fisik dan komponen kimia. Komponen fisik lingkungan, antara lain iklim, cuaca, air tanah, udara, angin, cahaya, suhu, dan kelembapan. Adapun komponen kimia lingkungan, misalnya keasaman, kandungan mineral, dan salinitas. Komponen fisik dan komponen kimia lingkungan itu disebut komponen abiotik, sedangkan makhluk hidup yang tinggal di suatu lingkungan disebut komponen biotik. Interaksi antara komponen biotik dan komponen abiotik membentuk ekosistem.

Komponen penyusun suatu ekosistem sangat beraneka ragam sehingga interaksi antar komponennya beraneka ragam pula. Komponen ekosistem yang beraneka ragam dan interaksi antar komponen ekosistem yang juga beraneka ragam akan membentuk keanekaragaman ekosistem.

Keanekaragaman ekosistem dapat diamati pada tingkatan organisasi kehidupan yang lebih besar, misalnya bioma. Bioma merupakan komunitas ekologi yang utama atau formasi makhluk hidup, baik hewan maupun tumbuhan, yang menghuni wilayah yang luas. Bioma biasanya diidentifikasi atas dasar vegetasinya yang khas, misalnya tundra, hutan hujan tropis, dan hutan gugur. Bioma sering kali disebut juga ekosistem dalam skala besar. 

Keanekaragaman ekosistem di Indonesia disebabkan oleh adanya variasi iklim, kondisi geologis, serta faktor fisik dan kimia tanah. Berbagai tipe tumbuhan yang secara morfologi tampak sama, dapat merupakan komunitas yang menempati tipe ekosistem atau habitat yang berbeda-beda. Berbagai tipe ekosistem yang ada di Indonesia, antara lain  sebagai berikut . 

a. Ekosistem rawa bakau, terdapat di Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

b. Ekosistem hutan rawa air tawar dan danau, ditemukan di Pulau Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.

c.  Ekosistem hutan basah dataran rendah, terdapat di Pulau Jawa, Sumatra, Sulawesi, dan  Kalimantan.

d. Ekosistem hutan meranggas kering dataran rendah, terdapat di Pulau Jawa, Bali, dan Su lawesi.

e.. Ekosistem hutan basah pegunungan, terdapat di Pulau Jawa, Sumatra, Sulawesi, dan Papua. 

f.  Ekosistem padang rumput savana dan padang rumput terbuka, terdapat di Pulau Jawa dan nusa Tenggara.

 g.  Ekosistem pesisir pantai dan hutan pesisir, terdapat di Pulau Jawa, Sumatra, Nusa Tenganga dan.    Sulawesi

 h. Ekosistem gunung api dan kaldera, dapat ditemukan di Pulau Jawa dan Sulawesi.

Keanekaragaman ekosistem tersebut menunjukkan keanerakaragaman spesies yang hidup tersebut. Kestabilan suatu ekosistem dapat terganggu apabila salah satu komponennya hilang di dalamnya. Makin beraneka ragam penghuni suatu ekosistem, makin stabil ekosistem rusak, atau punah.

Penyusun:  


Post a Comment for "Pengertian Keanekaragaman Hayati Dan Jenis-Jenisnya"